nusakini.com-Jakarta-Menteri Agama Fachrul Razi menghadiri Silaturahmi, Halal Bihalal dan Doa Bersama di Pondok Pesantren Abdurrahman Wahid Soko Tunggal, Jakarta Timur. Selain para santri dan kyai, hadir juga para guru agama Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Menag Fachrul Razi mengapresiasi kehadiran tokoh lintas agama pada kegiatan tersebut. Di hadapan para santri yang diasuh Gus Nuril itu, Menag berpesan tentang wawasan kebangsaan dan kebiasaan kehidupan baru di tengan pandemi. Menag mengapresiasi kiprah pesantren sebagai tempat para santri meningkatkan iman dan takwa sekaligus memperkuat wawasan kebangsaan.  

"Umat Islam adalah umat terbesar di bangsa ini. Kalau umat Islam tertinggal, pasti bangsa ini tertinggal. Kalau umat Islam ini maju, pasti bangsa ini maju," ujarnya di Jakarta Timur, Minggu (12/07).  

"Kalau umat Islam berpecah-pecah pasti bangsa ini berpecah-pecah. Kalau umat Islam teguh, kompak dan berdedikasi tinggi, punya toleransi tinggi, maka akan membawa cita-cita kita bersama menuju Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur," lanjutnya. 

Di tengah pandemi Covid-19, Menag berpesan agar para santri dalam menjalani pembelajarannya tetap menerapkan protokol kesehatan. "Saya harapkan pembelajaran di pesantren dapat berjalan cukup baik dengan tetap memperhatikan ketentuan ketentuan protokol kesehatan," tuturnya. 

Menurutnya, para ahli memperkirakan pandemi Covid akan berlangsung hingga vaksin penangkalnya ditemukan. Karenanya, Indonesia dan dunia berada dalam peradaban baru, di mana kehidupan berlangsung dengan pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat. Sehingga, kegiatan tetap berjalan, baik bekerja, belajar, beribadah dan lainnua, tapi tetap berupaya terhindar dari penyakit. 

Ada tiga hal, kata Menag, yang perlu dilakukan. Pertama, berupaya atau ijtihad membasmi Covid dan mencegah penyebaran. Kedua, terus berdoa, memohon kepada Allah agar pandemi segera berlalu. Dan ketiga, tawakal. 

Peradaban baru ini sebenarnya bukan hal asing buat umat Islam. Peradaban baru ini menghendaki kebersihan diri dan cuci tangan. Di tengah wabah, umat diimbau tidak kemana-mana dan jaga jarak. "Itu semua buat umat Islam biasa saja. Islam mengatakan kebersihan itu sebagian dari iman. Mandi memang sangat dianjurkan sebelum salat, apalagi salat Jumat," jelasnya.  

"Jadi kalau masalah kebersihan badan, bagi umat Islam tidak aneh, memang sudah bagian dari kehidupan kita. Paling tidak kita diwajibkan lima kali sehari mengambil wudhu," lanjutnya. 

Menag menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperhatikan pesantren dan madrasah. Tidak hanya Kementerian Agama, jajaran kabinet yang dipimpin Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf Amin sangat perhatian pada pembinaan pesantren dan madrasah. Pemberdayaan lembaga pendidikan agama dan keagamaan ini sering disinggung dan dibahas dalam sidang kabinet.   

"Untuk penanganan dampak Covid-19, Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar 2,6 T untuk membantu pesantren, madrasah lembaga pendidikan keagamaan lain. Angka itu mungkin belum bisa memuaskan semua. Tapi, angka itu yang terbesar selama ini. Biasanya paling 500 milyar anggaran tiap tahunnya. Nanti 2,6 T akan ditata, mudah mudahan bisa memberikan manfaat bagi kita semua," tandasnya.(p/ab)